Hari itu kami sedang berbincang tentang cita-cita.
Ketiga santri akhwat dengan kompak menyebutkan cita-cita yang hampir sama. Menjadi seorang GURU dan DOKTER (baca: yang sholehah).
Ghazi yang merasa memiliki cita-cita yang serupa langsung menyahut ” Saya juga ingin jadi dokter yang sholeh”.
Kalau Zaydan cita-citanya apa? “Arsitek, yang mbangun-mbangun begitu” jawabnya.
” Membangun peradaban Islam” do’aku dalam hati.”
Fahmi ikut tersenyum dan menimpali, ” kalau aku mau jadi koki. ”
Wah nanti Fahmi yang masakkan untuk para pejuang Islam ya”. ” Iya, masak buat banyak orang yang lagi perang melawan orang kafir”.
” Ibrahim jadi.. hmm Batman.. winggg” sambil menirukan gaya tokoh fiktif yang mungkin ngetren di kalangan anak zaman sekarang. ” Hmm.. Batman itu yang suka menolong orang ya?
Berarti Ibrahim cita-citanya ingin menjadi sebaik-sebaik manusia (yang bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang)”,
Ibrahim mengangguk mantab.
“Tapi kalau Batman itu hanya khayalan saja nak, tidak ada di dunia nyata. Nah, lebih hebat para jagoan Islam, seperti Muhammad al Fatih yang kemarin sudah dikisahkan oleh ustadz & ustadzah.”
Ishaq yang awalnya diam di pojokan, akhirnya ikut mengutarakan cita-citanya.. ” aku.. eh saya mau jadi sopir mobil balap” sambil berdiri mau meragakan pegang stir mobil. ” Kalau naik kuda, Ishaq berani?” Sambil mengernyitkan dahi, ia akhirnya mengangguk. ” Nyetir kuda perang yang tangguh”..
Kulihat Ziyad memperhatikan setiap cita-cita yang dilontarkan teman-temannya.
Kalau Ziyad, cita-citanya apa? Ia tersenyum. Hmm? Apa? Tersenyum lagi. Setengah berbisik. Kudekatkan telingaku. ” Apa ziyad” ..
” Melawan orang-orang ka….” kata ziyad berbisik malu-malu. Kutanya sekali lagi, ” Apa?”
” Melawan orang-orang kafir”.. MasyaaAllah (aamiin, InsyaaAllah) ..
Hari ini Fadi mulai masuk sekolah setelah Jum’at kemarin izin sakit. “Fadi cita-citanya apa? “ tanyaku. Ia senyum-senyum.. sambil melihat ke langit-langit kelas. “Teman-temannya fadi sudah menyebutkan cita-citanya pekan kemarin.., sekarang gilirannya fadi.”
Ia mendekatiku, berbicara lirih di dekat telingaku. ” Mau jadi seperti Muhammad al Fatih…” (aamiin ya Allah)
Ya Allah…terimakasih atas kesejukan yang menguatkan dan ” menghibur” hati kami. Bimbing kami untuk melahirkan generasi Al Fatih. Kuatkan kami untuk mendidik dengan ruh dan mental guru “Al Fatih”.
Ya Allah, Bimbinglah kami..
#2kurikulum
#imansebelumquran
#adabsebelumilmu