Jangan Lelah Berpetuah
Oleh: Ridwan Abu Ayyasy
Dalam kitab As Syama’il Imam Tirmidzi rahiahullah meriwayatkan kisah dari Anas radhiallahu anhu, berikut: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sering mengulang-ulang ucapannya sebanyak tiga kali, agar setiap ucapannya dapat dipahami.”
Tujuan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengulangi ucapannya sebanyak tiga kali adalah supaya ucapannya itu dapat dipahami dan merasuk kedalam ingatan para sahabat yang mendengarnya.
Melihat hal tersebut dapatlah kita pahami bahwa pada dasarnya mengajar/mendidik itu adalah sebuah proses dari berulangnya penyampaian sebuah materi ilmu dan ruhiyah sang guru yang akan diajarkan dan ditransfer ke dalam diri seorang anak didik.
Proses berulang ini bermaksud agar nilai yang ingin ditanamkan tertanam dengan baik.
Oleh karenanya tidaklah tepat apabila seseorang yang mengambil peran sebagai seorang pendidik hanya ingin melalu proses yang instan, sekali saja ilmu disampaikan berharap anak didik langsung menguasai.
Patut bersedih jika kita sebagai seorang pendidik mendapatkan seorang anak didik yang dari awal pertemuan sudah bisa menguasai banyak macam ilmu, karena sebenarnya anak didik tersebut adalah karya dan amal jariyah dari guru sebelumnya yang setelahnya kita hanya melanjutkan amal tersebut dan tak layak menyebutnya sebagai karya kita terlebih lagi membanggakan ke khalayak.
Maka bersyukurlah apabila seorang pendidik mendapatkan anak didik yang belum bisa atau bahkan tidak bisa apa-apa. Maka disanalah hadir ruang untuk kita mengukir karya dalam diri anak tersebut.
Menjadikan anak didik kita tersebut menjadi sebuah amal jariyah kedepannya. Amal yang kita berharap Allah ridho dengan melihatnya dan menumbuhkan iman dalam diri anak tersebut sehingga bermanfaat kelak untuk umat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.