Tasmi’ Al Haqqah (Hari Kiamat)
Jumat. Hari yang penuh keberkahan. Hari yang penuh dengan keistimewaan. Jumat berkah. Di kuttab, hari jumat adalah hari dimana salah satu santri tampil di depan untuk tasmi’. Tasmi’ adalah memperdengarkan bacaan ayat-ayat suci kepada pada ustad/ustadzah dan santri yang lainnya.
Pernah salah satu walisantri bilang: “Justru hari jumat ini sing penting kudune masuk ojo sampe ijin. Soale arek bisa duduk tenang dan mendengarkan bacaan Al Quran. Berapa itu rahmatnya Allah yang turun. Eman eman lek gak masuk hari Jumat”.
MasyaAllah. Dulu sempat berfikir. Oalah jumat “mek” tasmi’ tok. Sekarang alhamdulillah sudah berubah. MasyaAllah kamu harus berangkat Nak, jangan lewatkan hari jumat ini tanpa mendengarkan tasmi’. Dengarkan dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat.
Salah seorang santri (Qonuni 2) tasmi’ hari Jumat ini. Surat yang dibaca adalah surat Al Mulk hingga surat Nuh. Awalnya semua berjalan dengan lancar hingga tibalah pada saat membaca surat Al Haqqah ananda lama terdiam kemudian menangis dan masih terisak hingga surat Al Haqqah selesai. Sampai disuruh minum dulu oleh ustad untuk menenangkan diri. Alhamdulillah selebihnya itu berjalan dengan lancar dan baik. Hingga sampailah pada akhir bacaan yaitu surat Nuh.
Ustadz: “Kenapa menangis saat membaca surat Al Haqqah?”
Santri: “Saya takut dengan hari kiamat Ustadz”. Ananda menjawab dengan polosnya.
Kemudian Ananda menemui Bapak dan Ibunya di luar kelas dalam keadaan masih sedikit terisak.
Ibu: “Tenopo Le kamu nangis? Di tukari konco mu ya?” (Kenapa kamu menangis Nak? Bertengkar dengan temanmu ya?).
Santri: “Mboten Bu, Aku teringat hari kiamat dan neraka”.
Sang Ibu memandang Bapak untuk meminta penjelasan.
Bapak: “Al-Haqqah itu artinya hari kiamat”
Ibu: “MasyaAllah Nak,” Sang Ibu terharu sambil memeluknya dengan erat, namun airmata itu masih terbendung di pelupuk.
Teringat kata-kata seorang Asatidz yang menyampaikan bahwa jika disarikan lagi dialog iman anak-anak usia kuttab dititik beratkan pada dua hal. Diantaranya iman kepada Allah dan iman kepada hari akhir. Bukan hanya tentang seberapa banyak hafalanmu Nak, tapi seberapa besar takutmu, seberapa dalam imanmu terhadap hari akhir. Bukan hanya ibumu Nak yang malu karena tidak mengerti artinya, tapi kita yang sudah mengertipun tidak sedalam itu bisa menghayati. Tidak sampai menetes airmata ini ketika membaca dan memahaminya. Mungkin terlalu keruh hati ini, atau mungkin terlalu banyak dosa ini.
Sebening itukah hatimu Nak? Ketika lisanmu mengucap Al-Haaqqah (Hari Kiamat) Mal Haaqqah (Apakah hari kiamat itu?).. tiba tiba air mata itu mengalir dan terus mengalir membasahi pipi dan menyesakkan dada hingga mulut mu terkunci dan kelu untuk meneruskan melantunkan ayat selanjutnya, membisu dan terdiam dalam isakanmu. Mungkin nyata dalam bayanganmu kejadian kiamat itu Nak…
Jazakallahu khoir telah menyirami iman kami Nak.
Ya Rabb bimbinglah kami…