Tidak ada yang salah dengan airmata, maka tak mengapa diri kita menangis.
Menangislah… Menangislah… Karena Rasulullah dan para sahabat penghuni surga pun menangis.
Menangislah… Menangislah, sayang… hanya karena Allah.
Menangislah atas ketidakberdayaan, menangislah atas ketidakkuasaan.
Menangislah, sayang… Agar Rabb kita tahu, bahwa kita butuh pertolongan-Nya.
Tangis anandapun pecah pada parade tasmi’ Kuttab Al Fatih Tangerang Selatan, Kamis 16 November 2017. Tak apa nak, Ayah-bunda temani dirimu menangis. Kami pun merasakan, seperti apa yang kau rasakan. Tentang tangis hijrah ini, mengingatkan kami pada salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq rhadhiallahu ‘anhu Tahukah kau, tentangnya?
Beliau, Abdullah bin Quhafah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay Al Quraisy At Taimi, adalah seorang lelaki dewasa pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Khalifah sekaligus sahabat yang paling mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
Diriwayatkan oleh Abi Musa rhadhiallahu ‘anhu:
Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sakit parah beliau berkata: “Suruhlah Abu Bakar untuk mengimami manusia”. Maka berkatalah Aisyah: “Ya Rasulullah sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat perasa (mudah menangis). Bagaimana dia akan menggantikan kedudukanmu, dia tidak akan mampu untuk memimpin manusia”. Rasulullah berkata lagi: “Perintahkanlah Abu Bakar untuk mengimami manusia! Sesungguhnya kalian itu seperti saudara-saudaranya nabi Yusuf”. Abu Musa berkata: maka Abu Bakar pun mengimami shalat dalam keadaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam masih hidup. (HR. Bukhari Muslim)
Tahukah kau nak, kebiasaan menangis dalam beribadah Abu Bakar rhadhiallahu ‘anhu yang seperti itulah, yang kemudian mengusik kehidupan kaum Quraisy. Mereka takut istri dan anak-anak mereka terpengaruh oleh ibadah yang dijalani oleh Abu Bakar rhadhiallahu ‘anhu, mereka takut istri dan anak-anak mereka akan masuk Islam. Maasyaa Allah airmata itulah yang mengantarkan beliau menjadi sosok yang suka memberi lapangan pekerjaan kepada orang yang membutuhkan, selalu menyambung silaturrahim, selalu meringankan beban orang lain, menghormati tamu, dan selalu menegakkan kebenaran.
Insyaa Allah, airmata ini adalah airmata kelembutan. Airmata yang hadir pada jiwa yang lembut dan semoga airmata ini sama seperti airmata yang dimiliki oleh Abu Bakar Ash Shiddiq rhadhiallahu ‘anhu. Wallaahu a’lam bishowab.
#2kurikulum
#imansebelumquran
#adabsebelumilmu