ITSARMU CERMINAN HATIMU
Pernahkan kita melihat suatu kondisi dimana orang-orang mendahulukan kepentingan pribadinya dibanding saudaranya?. Seringkali kejadian-kejadian tersebut kita lihat dalam KRL dan busway, dimana kursi duduk selalu menjadi rebutan semua orang. Bahkan juga di toilet umum sering kita dapati orang-orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri, sampai-sampai marah jika hak nya di dahulukan oleh orang lain.
Didalam buku minhajul muslimin yang dikarang oleh Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri dalam bab adab bersaudara karena Allah dapat kita temui hak-hak persaudaraan karena Allah ada 8 point, yang salah satu nya beliau tulis adalah :
“Hendaknya masing-masing menjadi penolong bagi sahabatnya, memenuhi keperluannya dan lebih mementingkannya daripada dirinya sendiri, selalu memperhatikan keadaannya sebagaimana perhatiannya pada diri sendiri, mendahulukannya atas dirinya, keluarganya bahkan atas anak-anaknya..”
Juga dapat kita renungi dalam firman Allah Subhanahuwata’ala dalam surat Al Hasyr(59) ayat ke 9 yang terjemahannya sebagai berikut :
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.”
Inilah salah satu panduan kita sebagai seorang muslim, untuk senantiasa kita selalu mempunyai sikap dan perasaan mementingkan saudaranya diatas kepentingannya sendiri, yang biasa kita kenal dalam islam dengan istilah “itsar” yang berasal dari kata aatsaro, yuatsiru yang berarti menghormati, memilih untuk didahulukan.
Beberapa kisah-kisah yang mengagumkan dari para sahabat mulia dalam hal ini, seperti tiga sahabat nabi yang terluka lalu mendahulukan minum untuk sahabatnya ketika perang yarmuk dan akhirnya mereka semuanya syahid, ada juga kisah sahabat yang ingin memuliakan tamu nya walaupun mereka sebenarnya tidak mempunyai makanan lebih, lalu juga ada kisah sahabat nabi diberi hadiah yang diriwayat kan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata “Salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam diberi hadiah kepala kambing, dia lalu berkata, “Sesungguhnya fulan dan keluarganya lebih membutuhkan ini daripada kita.” Ibnu Umar mengatakan, “Maka ia kirimkan hadiah tersebut kepada yang lain, dan secara terus menerus hadiah itu dikirimkan dari satu orang kepada yang lain hingga berputar sampai tujuh rumah, dan akhirnya kembali kepada orang yang pertama kali memberikan.” (Riwayat al Baihaqi)
Kemuliaan mereka para sahabat disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik manusia adalah yang ada pada zamanku (sahabat) , kemudian setelah mereka (Tabi’in), kemudian setelah mereka (Tabi’ut tabi’in)” (HR. Bukhari no.3651, Muslim no.2533)
Itsar seperti ini menginspirasikan satu kegiatan di Kuttab Al Fatih. Setiap hari rabu ada kudapan berbagi. Kudapan berbagi ini untuk melatih dan memunculkan sikap dan perasaan itsar dari para santri.
Pernah pada suatu kesempatan seorang santri meminta izin ke kamar kecil, begitu juga santri yang lain. Sang guru bertanya, “siapa dahulu yang mau ke toilet?” dengan senyum tawanya, ia menjawab “fulan duluan saja ustadzah”, padahal guru tersebut tahu bahwa ia lebih dahulu meminta izin.
Ya Allah justru harusnya kami lah yang belajar dari mereka.
Lalu bagaimana dengan itsar kita hari ini?
Ya Allah bimbinglah kami
#2kurikulum
#imansebelumquran
#adabsebelumilmu
#ilmusebelumamal
#renunganpribadi